A adalah huruf pertama dalam alfabaet Latin. Dalam bahasa inggris huruf ini dibaca [ei] ; bentuk jamak aes. Huruf ini berasal dari huruf Yunani A (alfa) dan sering digunakan sebagai lambang vokal depan terbuka tak bulat. A juga sering digunakan sebagai indikasi sesuatu yang bermakna "awal" atau " terbaik".
Sejarah
Huruf A dapat ditelusuri ke sebuah piktogram kepala seekor sapi jantan dalam hieroglif Mesir atau abjad Proto-Sinaitik.
Pada mulanya, gabungan konsonan /ks/ dalam bahasa Yunani Kuno ditulis sama, sebagai Khi Χ (dialek Barat) atau Ksi Ξ (dialek Timur). Akhirnya, Khi digunakan untuk bunyi /kʰ/ (/x/ dalam bahasa Yunani Modern), sementara Ksi digunakan untuk bunyi /ks/. Orang Etruska telah mengambil alih Χ dari dialek Yunani Barat Kuno; maka, X mewakili bunyi /ks/ dalam bahasa Etruska dan Latin.
Tidak diketahui apakah huruf Khi dan Ksi merupakan ciptaan orang Yunani, ataupun berasal dari rumpun bahasa Semit.
Hieroglif Mesir "kepala sapi" → | Proto-Semitik ’alp → | Fenisia alef → | Yunani Kuno alfa → | Yunani Modern alfa → | Etruska A → | Latin Kuno A → | Latin Modern A |
Sekitar tahun 1600 SM huruf dalam abjad Fenisia mempunyai bentuk linear yang menjadi dasar bagi bentuk-bentuk berikutnya. Namanya tampaknya sangat erat berkaitan dengan alef dalam abjad Ibrani.
Ketika bangsa Yunani kuno mengadopsi abjad, mereka tidak menggunakan konsonan celah suara (bunyi hamzah) yang dikandung huruf ini dalam bahasa Fenisia dan bahasa-bahasa Semit lainnya, karena itu mereka menggunakan tanda ini untuk vokal /a/, dan mempertahankan namanya dengan perubahan kecil (alfa). Dalam prasasti-prasasti Yunani yang paling awal setelah Zaman Kekelaman Yunani, yang terjadi pada abad ke-8 SM, huruf ini dituliskan terbaring, tetapi dalam alfabet Yunani berikutnya, huruf ini pada umumnya mirip dengan huruf besar A modern, meskipun berbagai variasi setempat dapat dibedakan dengan memperpendek salah satu kakinya, atau dengan sudut tempat garis melintang diletakkan.
Bangsa Etruska membawa alfabet Yunani ke dalam peradaban mereka di Jazirah Italia dan membiarkan huruf ini tidak berubah. Kemudian orang-orang Romawi mengadopsi alfabet Etruska untuk menulis bahasa Latin, dan huruf yang dihasilkan kemudian dilestarikan dalam alfabet Latin modern yang digunakan untuk menulis banyak bahasa, termasuk bahasa Inggris.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf B
B adalah huruf kedua dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Latin dan bahasa lain pada umumnya (termasuk bahasa Indonesia), huruf ini biasanya melambangkan konsonan dwibibir, khususnya fonem [b], konsonan letup dwibibir bersuara.
Sejarah
Hieroglif Mesir "denah rumah" → | Proto-Semitik bet → | Fenisia beth → | Yunani Kuno alfa → | Yunani Modern alfa → | Etruska A → | Latin Kuno A → | Latin Modern A |
Huruf B berasal dari sebuah piktogram denah sebuah rumah dalam aksara hieroglif Mesir atau aksara Proto-Sinaitik. Sekitar tahun 1050 SM,huruf itu dikembangkan dalam abjad Fenisia menjadi bentuk linear dan bernama beth.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf C
C adalah huruf ketiga dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Indonesia, huruf ini disebut ce sedangkan dalam bahasa Inggris disebut cee, dibaca [siː]. Dalam bahasa Latin, huruf ini melambang fonem /k/, konsonan letup langit-langit belakang tak bersuara, sedangkan dalam bahasa Indonesia dan Melayu huruf ini melambangkan fonem /t ͡ ʃ/, konsonan gesek pascarongga-gigi tak bersuara.
Sejarah
‹C› dan ‹G› berasal dari huruf yang sama. Bangsa Semit menamakannya gimel (Arab:jim). Lambangnya diadaptasi dari hieroglif Mesir yang berbentuk umban tongkat, yang mungkin merupakan arti dari nama gimel itu sendiri. Kemungkinan lainnya adalah lambang itu menggambarkan unta,yang dalam rumpun bahasa Semit disebut gamal.
Proto-Semitik gaml → | Fenisia gimel → | Yunani Kuno gama → | Yunani Modern gama → | Etruska C → | Latin Kuno C → | Latin Modern C |
Dalam Bahasa Etruska, konsonan letup (eksplosif) tidak mempunyai penyuaraan kontrastif, jadi huruf Yunani Γ (Gamma) diadaptasi ke dalam alfabet Etruska untuk mewakili fonem /k/. Pun dalam Alfabet Yunani Barat, mulanya Gamma mengambil bentuk Early Etruscan C.gif dalam alfabet Etruska Awal, kemudian Classical Etruscan C.gif dalam Etruska Klasik. Selanjutnya dalam bahasa Latin huruf itu mengambil bentuk C pada alfabet Latin klasik. Huruf Latin Awal menggunakan C untuk konsonan /k/ dan /ɡ/, tetapi selama abad ketiga SM, satu huruf yang diubah, telah diperkenalkan sebagai lambang bunyi /ɡ/, dan C sendiri ditetapkan untuk melambangkan bunyi /k/. Penggunaan huruf C (dan variasinya yaitu G) menggantikan sebagian besar penggunaan K dan Q. Oleh karena itu, pada masa kuno dan sesudahnya, G telah dikenal setara secara fonetik dengan Gamma, dan C sama dengan Kappa, dalam alih aksara kata-kata Yunani ke dalam ejaan Latin, seperti pada kata KA∆MOΣ, KYPOΣ, ΦΩKIΣ, dalam surat-surat Romawi ditulis CADMVS, CYRVS, PHOCIS.
Aksara lain mempunyai huruf-huruf mirip dengan bentuk C tetapi tidak sama dalam penggunaan dan asal mulanya, khususnya huruf Sirilik Es, yang berasal dari suatu bentuk huruf Yunani sigma, dikenali sebagai "lunar sigma" karena bentuknya menyerupai bulan sabit.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf D
D adalah huruf keempat dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Indonesia disebut de (dibaca ['de]), sedangkan dalam bahasa Inggris dan Melayu disebut dee (dibaca [ˈdiː]). Dalam bahasa Latin dan bahasa Indonesia, huruf ini melambangkan fonem /d/, konsonan letup rongga-gigi bersuara.
Sejarah
Huruf Semitik Dâlet kemungkinan besar berkembang dari logogram yang bermakna "ikan" atau "pintu". Terdapat berbagai hieroglif Mesir yang mungkin mengilhaminya. Dalam bahasa Semitik, Yunani Kuno, dan Latin, huruf ini melambangkan konsonan /d/; dalam huruf Etruska pula huruf ini seolah-olah tidak diperlukan, tetapi masih dilestarikan (lihat huruf B). Huruf Yunani yang setara dengannya adalah: Δ (besar) atau δ (kecil) (Delta).
Hieroglif Mesir "pintu" → | Proto-Semitik digg → | Fenisia daleth → | Yunani Kuno delta → | Yunani Modern delta → | Etruska D → | Latin Kuno D → | Latin Modern D |
Bentuk huruf kecil "d", yang terdiri dari satu lekukan dan satu garis vertikal yang tinggi, berkembang dari perubahan bervariasi pada bentuk huruf besar "D". Dalam penulisan pada zaman dahulu adalah suatu kelaziman untuk memulai lekukan pada kiri garis vertikal, sehingga menghasilkan suatu serif di atas lekukan itu. Serif ini disambung manakala bagian lain huruf ini dikurangi, menghasilkan suatu tangkai bersudut dan lengkungan. Kemudian tangkai bersudut ini berubah menjadi tangkai vertikal.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf E
E adalah huruf Latin yang kelima. Dalam bahasa Inggris, namanya dibaca [i:]. Huruf E paling banyak digunakan dalam bahasa Inggris.
Sejarah
E diperoleh dari huruf Yunani epsilon yang kira-kira identik bentuknya (Ε, ε) dan fungsinya. Menurut etimologi, huruf hê Semitik kemungkinan melambangkan bentuk manusia yang bersembahyang atau bersorak (hillul, 'kegembiraan'), dan juga mungkin berdasarkan suatu hieroglif Mesir yang serupa bentuknya tetapi berbeda bunyi dan kegunaannya. Dalam abjad Semitik, huruf ini mewakili bunyi /h/ (dan /e/ dalam kata asing), dalam bahasa Yunani hê menjadi Εψιλον (Epsilon) yang mewakili bunyi /e/.
Hieroglif Mesir "kegembiraan" → | Proto-Semitik haw → | Fenisia he → | Yunani Modern epsilon → | Etruska E → | Latin Kuno E → | Latin Modern E |
Orang-orang Etruska dan Romawi Kuno juga menggunakan huruf ini sedemikian, maka munculah huruf Romawi "E". Meskipun bahasa Inggris pertengahan menggunakan E sebagai lambang bunyi /e/ panjang dan pendek, oleh sebab Peralihan Vokal Besar-besaran, kegunaannya dalam bahasa Inggris agak berbeda. Bunyi /eː/ (dalam "me" atau "bee") menjadi /iː/, sementara /e/ pendek (seperti bed) bertahan sebagai vokal madya.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf F
F adalah huruf Latin ke-6. Namanya dalam bahasa Inggris, Indonesia, dan Melayu adalah ef, dibaca [ɛf]. Huruf ini sering digunakan untuk menandai bunyi konsonan desis bibir-gigi nirsuara.
Sejarah
Proto-Semitik waw → | Fenisia waw → | Yunani Kuno digama → | Yunani Modern digama → | Etruska F → | Latin Modern F |
Asal-usul huruf F bermula dari huruf Semitik vâv yang melambangkan bunyi /v/, dan kemungkinan mulanya menggambarkan "kait" atau "gada". Huruf vâv mungkin juga terbentuk berdasarkan suatu hieroglif Mesir, yang menggambarkan "gada":
Dalam bahasa Etruska, F juga diucapkan /w/. Pada akhirnya orang Etruska mengemukakan satu inovasi yaitu menggunakan dwihuruf FH untuk bunyi /f/, dan huruf F mewakili fonem /f/ saat orang Romawi menyerapnya (karena mereka sudah meminjam huruf U dari huruf Yunani upsilon untuk bunyi /w/). Huruf phi (Φ φ) juga menyamai bunyi /f/ dalam bahasa Yunani.
Huruf kecil f tidak boleh diidentikkan dengan huruf ſ, yaitu s panjang yang digunakan pada zaman dahulu. Contohnya, "sinfulness" ditulis "ſinfulneſs" apabila memakai huruf s panjang. Kegunaan huruf s panjang memudar menjelang akhir abad ke-19, kemungkinan untuk menghindari kekeliruan dengan huruf f.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf G
Huruf G atau g adalah huruf ke-7 dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Indonesia dan Melayu, huruf G mewakili konsonan letup langit-langit belakang bersuara (/ɡ/). Huruf G juga digunakan dalam dwihuruf "ng" untuk konsonan sengau langit-langit belakang (/ŋ/). Dalam bahasa Inggris, huruf G digunakan untuk konsonan letup langit-langit belakang bersuara dan juga konsonan gesek pascarongga-gigi bersuara (/dʒ/).
Sejarah
Huruf G diperkenalkan pada zaman Latin Kuno sebagai suatu bentuk lain bagi huruf C untuk membedakan konsonan langit-langit belakang bersuara (/ɡ/) dengan yang tidak bersuara (/k/).
Proto-Semitik gaml → | Fenisia gimel → | Yunani Kuno gama → | Yunani Modern gama → | Etruska C → | Latin Kuno C → | Latin Modern G |
Orang pertama yang diketahui menulis huruf G ialah Spurius Carvilius Ruga, orang Romawi pertama yang membuka sekolah berbayar, dan mengajar sekitar 230 SM. Ketika itu, huruf K makin kurang dipakai, sedangkan huruf C yang mulanya mewakili bunyi /ɡ/ dan /k/ sebelum bunyi vokal terbuka, kemudian hanya mewakili bunyi /k/ dalam setiap kedudukan.
Penempatan G oleh Ruga menunjukkan bahwa susunan alfabet, yang berkaitan dengan nilai huruf itu sebagai angka Yunani, menarik perhatian pada abad ke-3 SM. Sampson (1985) berpendapat bahwa: "Jelas sekali bahwa susunan alfabet dirasakan sebagai perihal yang begitu konkrit sehingga suatu huruf baru boleh ditambah di tengah susunan hanya jika terdapat 'ruangan' setelah menggeser huruf yang lama."[1] Menurut beberapa catatan, huruf ketujuh sebelumnya, yaitu Z, disingkirkan dari alfabet Latin pada awal abad ke-3 SM oleh seorang censor Romawi, Appius Claudius, yang merasa huruf itu asing dan tidak penting.
Tidak lama kemudian, kedua konsonan langit-langit belakang /k/ dan /ɡ/ mengalami proses palatalisasi dan alofon sebelum vokal di depan; maka dari itu, huruf C dan G mempunyai nilai bunyi berbeda dalam rumpun bahasa Roman, serta juga bahasa Inggris (akibat pengaruh bahasa Perancis).
Huruf g kecil mempunyai dua bentuk dasar yang berlainan: "g berekor terbuka" dan "g berekor melingkar"
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf H
H adalah huruf ke-8 dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Indonesia, huruf ini disebut ha. Dalam bahasa Inggris, huruf ini disebut aitch (jamak: aitches), dibaca /ˈeɪtʃ/ atau /ˈheɪtʃ/. Huruf ini biasanya melambangkan konsonan desis celah suara nirsuara.
Sejarah
Huruf Semitik ח (ḥêṯ) kemungkinan besar melambangkan konsonan desis hulu kerongkongan tak bersuara (/ħ/). Bentuk huruf ini mungkin berarti pagar. Alfabet Yunani H awal berbunyi /h/, tetapi lama-kelamaan menjadi huruf vokal eta (Η, η) yang berbunyi /ɛː/ (dalam bahasa Yunani modern, fonem ini bergabung dengan /i/).
Hieroglif Mesir "pagar" → | Proto-Semitik ḥet → | Fenisia het → | Yunani Kuno eta → | Yunani Modern eta → | Etruska H → | Latin Modern H |
Bahasa Etruska dan bahasa Latin pernah memiliki fonem /h/, namum hampir semua rumpun bahasa Roman kehilangan bunyi itu. Kemudian bahasa Romania meminjam fonem /h/ dari bahasa-bahasa Slavia di dekatnya, dan bahasa Spanyol mengembangkan bunyi /h/ sekunder dari /f/ sebelum kehilangan bunyi itu lagi, sementara beberapa dialek bahasa Spanyol memakai /h/ sebagai alofon /s/ di beberapa wilayah yang memakai bahasa tersebut.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf I
Huruf I atau i adalah huruf ke-9 dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Inggris huruf ini dibaca [aɪ]. I merupakan lambang angka 1 (satu) dalam angka Romawi.
Sejarah
Dalam rumpun bahasa Semit, huruf Yôdh mungkin berasal dari suatu piktogram untuk "lengan" dan "tangan", berasal dari hieroglif serupa yang membawa nilai konsonan desis hulu kerongkongan bersuara (/ʕ/) dalam bahasa Mesir, tetapi dialihkan ke /j/ (seperti y pada kata "ya") oleh orang-orang Semit, karena kata Semit untuk "lengan" diawali dengan bunyi itu. Huruf ini juga boleh digunakan untuk bunyi vokal /i/, terutama dalam kata asing.
Hieroglif Mesir "lengan" → | Proto-Semitik yad → | Fenisia yodh → | Yunani Kuno iota → | Etruska I → | Latin Modern I |
Orang Yunani menerima suatu bentuk yodh Fenisia ini sebagai huruf iota (Ι, ι) mereka untuk bunyi vokal /i/, begitu juga dalam alfabet Italik Kuno. Dalam bahasa Latin (seperti dalam bahasa Yunani Modern), huruf ini juga dipakai untuk bunyi konsonan /j/. Huruf J modern mulanya merupakan bentuk variasi bagi huruf ini, dan keduanya dapat digunakan bergantian untuk vokal dan konsonan, sehingga akhirnya dibedakan pada abad ke-16.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf J
J adalah huruf kesepuluh dalam alfabet Latin, dan huruf terakhir yang ditambah dalam kalangan 26 huruf. Namanya adalah je, dibaca [dʒeɪ].
Sejarah
J asalnya merupakan bentuk lain huruf I, sedangkan huruf I berasal dari huruf iota Yunani. Bentuk huruf kecil j digunakan pada Abad Pertengahan untuk mengakhiri angka Romawi menggantikan i.
Yunani Kuno iota → | Yunani Modern iota → | Etruska I → | Latin Kuno I → | Latin Modern J |
J asalnya merupakan bentuk lain huruf I, sedangkan huruf I berasal dari huruf iota Yunani. Bentuk huruf kecil j digunakan pada Abad Pertengahan untuk mengakhiri angka Romawi menggantikan i. Penggunaan yang berbeda diawali dalam bahasa Jerman Hulu Pertengahan. Petrus Ramus (d. 1572) menjadi orang pertama yang secara jelas membedakan I dan J sebagai lambang bunyi yang berbeda. Mulanya, kedua huruf I dan J melambangkan /i/, /iː/, dan /j/; tetapi rumpun bahasa Roman mengembangkan bunyi-bunyi baru (dari /j/ dan /g/) yang menjadi bunyi-bunyi lambang I dan J; oleh itu, J bahasa Inggris (dari J Perancis, dan akhirnya dipakai dalam Indonesia) agak berbeda bunyinya dari [j].
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf K
K adalah huruf ke-11 dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Indonesia, namanya disebut ka; dalam bahasa Inggris disebut kay, dibaca [ˈkɛɪ].
Sejarah
Huruf K berasal dari huruf Κ (kapa) Yunani, yang diambil dari huruf kap dalam abjad bahasa Semitik, yang berbentuk lambang tangan terbuka. Huruf kap itu mungkin dipinjam oleh kaum Semit yang tinggal di Mesir dari hieroglif bentuk "tangan" yang melambangkan bunyi /d/ pada kata "tangan" dalam bahasa Mesir Kuno, yaitu d-r-t. Orang Semit menetapkan bunyi /k/ untuk huruf ini karena kata "tangan" dalam bahasa mereka diawali dengan bunyi tersebut.
Pada prasasti kuno berbahasa Latin, huruf C, K dan Q dipakai untuk melambangkan bunyi /k/ dan /g/ (yang tidak dibedakan dalam penulisan). Dalam hal ini, Q digunakan untuk melambangkan /k/ atau /g/ sebelum vokal bulat, K sebelum /a/, dan C selain itu. Kemudian, penggunaan C (dan G sebagai variannya) menggantikan banyak penggunaan K dan Q. K tersisa hanya pada beberapa ejaan yang ketinggalan zaman seperti Kalendae, 'hari pertama tiap bulan'.
Hieroglif Mesir "tangan" → | Proto-Semitik kap→ | Fenisia kaf → | Yunani Kuno kapa → | Etruska K → | Latin Modern K |
Ketika kata-kata Yunani diserap ke dalam bahasa Latin, huruf Kapa diubah menjadi C, dengan beberapa pengecualian seperti praenomen Kaeso. Beberapa kata dari alfabet lainnya juga dialihaksarakan menjadi C. Maka dari itu, rumpun bahasa Roman hanya mengandung K pada kata-kata dari bahasa lain. Rumpun bahasa Keltik juga cenderung menggunakan C daripada K, dan pengaruh tersebut terbawa ke dalam bahasa Inggris Kuno.
Di masa kini, bahasa Inggris adalah satu-satunya bahasa dari rumpun bahasa Germanik yang giat menggunakan huruf C keras di samping huruf K (walaupun bahasa Belanda juga memakai huruf C dalam kata pinjaman bahasa Latin serta mengikuti hukum pembedaan "lembut keras" dalam kata-kata tersebut, begitu pula bahasa Perancis dan Inggris, tetapi tidak bagi kosakata Belanda asli).
Beberapa ahli bahasa Inggris cenderung membalikkan proses alih aksara Latin bagi kata-kata khas Yunani, misalnya mengeja Hecate menjadi "Hekate". Penulisan bahasa-bahasa yang tidak memiliki sistem tulisan sendiri sehingga menggunakan alfabet Latin biasanya memilih K untuk bunyi /k/, seperti Kwakiutl.
Dalam Alfabet Fonetik Internasional, [k] merupakan lambang konsonan letup langit-langit belakang nirsuara.
Beberapa aksara lain juga menunjukkan aksara bersudut tajam yang menandakan bunyi /k/ atau suku kata yang bermula dengan bunyi /k/, contohnya: ك Arab, כ Ibrani, dan ㄱ Korea. Hubungan fonetik-visual seperti ini pernah dikaji oleh Wolfgang Köhler. Bagaimanapun, banyak juga contoh-contoh huruf berbunyi /k/, seperti ค dalam tulisan Thai dan Ք dalam abjad Armenia.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf L
L adalah huruf ke-12 dalam alfabet Latin. Huruf ini disebut el, dibaca [ɛl].
Sejarah
Huruf L berasal dari bentuk huruf Semitik "tongkat" atau "kambing" yang mewakili bunyi /l/. Ini mungkin berdasarkan hieroglif Mesir yang telah diadaptasi oleh orang Semit untuk tujuan penulisan.
Hieroglif Mesir "tangan" → | Proto-Semitik lamd → | Fenisia lamd → | Yunani Kuno lambda → | Yunani Modern lambda → | Etruska L → | Latin Kuno L → | Latin Modern L |
Huruf Yunani Lambda Λ (huruf besar) atau λ (huruf kecil), yang juga merupakan huruf Etruska serta Latin, mewakili bunyi yang sama sebagaimana huruf Semitik tersebut.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf M
M adalah huruf Latin modern yang ke-13. Namanya em, dibaca [ɛm].
Sejarah
Bentuk huruf M berasal dari huruf Fenisia Mem, melalui huruf Yunani Mu (Μ, μ). Huruf Mem Semitik kemungkinan besar melambangkan air.
Hieroglif Mesir "air" → | Proto-Semitik mem → | Fenisia mem → | Yunani Kuno mu → | Yunani Modern mu → | Etruska M → | Latin Kuno M → | Latin Modern M |
Diketahui bahawa masyarakat Semit yang hidup di Mesir kira-kira 2000 SM mengadaptasi hierogif "air" yang mulanya melambangkan konsonan sengau rongga-gigi (/n/), karena kata Mesir untuk "air" berbunyi "n-t". Simbol itu dijadikan huruf M dalam bahasa Semitik, karena kata air dalam bahasa mereka diawali dengan bunyi tersebut.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf N
N adalah huruf Latin yang ke-14. Namanya disebut en (dibaca [ɛn]).
Sejarah
Salah satu hieroglif berupa ular di Mesir Kuno digunakan untuk melambangkan bunyi huruf J seperti dalam kata "jari", karena perkataan Mesir bagi "ular" berbunyi djet.
Hieroglif Mesir "ular" → | Proto-Semitik naḥš → | Fenisia nun→ | Yunani Kuno nu → | Yunani Modern ni → | Etruska N → | Latin Modern N |
Dipercaya bahwa bangsa Semit di Mesir menyesuaikan hieroglif untuk menciptakan abjad pertama, dan maka dari itu menggunakan lambang ular bagi bunyi /n/, karena kata "ular" dalam bahasa mereka mungkin sekali diawali dengan konsonan tersebut, namun nama huruf ini dalam abjad Fenisia, Ibrani, Aramea dan Arab berbunyi nun, yaitu "ikan" dalam beberapa bahasa tersebut.
Huruf ini berbunyi /n/, seperti dalam alfabet Yunani, Etruska, Latin dan semua bahasa di masa sekarang.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf O
O adalah huruf Latin modern yang ke-15, disebut o. Dalam bahasa Indonesia dibaca [o], sedangkan dalam bahasa Inggris diucapkan sebagai diftong [ˈoʊ], bentuk jamaknya oes. Biasanya huruf ini melambangkan bunyi vokal belakang setengah tertutup bulat. Dalam beberapa bahasa, ortografi masing-masing bahasa membuat nilai fonetik huruf ini berbeda-beda, seperti "eo" dalam bahasa Korea untuk bunyi [ʌ] (vokal belakang setengah terbuka takbulat); "oe" dalam bahasa Belanda untuk bunyi [u] (vokal belakang tertutup bulat).
Sejarah
Huruf O berasal dari huruf Semitik `Ayin (mata) yang melambangkan konsonan, kemungkinan konsonan desis hulu kerongkongan bersuara (ʕ), yang juga dilambangkan oleh huruf Arab ع (`Ayn). Huruf Semitik dalam bentuk asalnya nampaknya diilhami oleh bentuk hieroglif Mesir untuk "mata".
Hieroglif Mesir "mata" → | Proto-Semitik ‘en → | Fenisia ain→ | Yunani Kuno omikron → | Yunani Modern omikron → | Etruska O → | Latin Modern O |
Bangsa Yunani mengadakan inovasi huruf; oleh sebab tiadanya konsonan hulu kerongkongan, maka mereka meminjam huruf ini menjadi huruf omikron untuk melambangkan bunyi /o/, yaitu bunyi yang kemudian ditetapkan untuk huruf ini dalam bahasa Etruska dan Latin. Dalam tulisan Yunani, wujud huruf ini berlainan untuk membedakan bunyi o panjang (Omega, "O besar") dengan o kecil (Omikron, "o kecil").
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf P
P adalah huruf Latin modern yang ke-16. Dalam bahasa Indonesia disebut pe, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut pee (dibaca [ˈpiː]).
Sejarah
Huruf P berasal dari huruf Proto-Semitik Pi’t yang berarti "mulut", yang juga menurunkan huruf Fenisia pe, serta huruf-huruf Yunani (Pi) dan Etruska yang berkembang dari huruf Fenisia tersebut. Semuanya melambangkan bunyi /p/, yaitu konsonan letup dwibibir nirsuara.
Proto-Semitik pi’t → | Fenisia pe → | Yunani Kuno pi → | Yunani Modern pi → | Etruska P → | Latin Modern P |
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf Q
Q adalah huruf ke-17 dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Indonesia, namanya ki; dalam bahasa Inggris disebut cue (dibaca [ˈkjuː]) sedangkan dalam Bahasa Melayu ialah kyu.
Sejarah
Hiroglif Mesir wj→ | Fenisia Q → | Etruska Q → | Yunan Qoppa → | Romawi Q |
Nilai bunyi huruf Semitik Qôp (mungkin pada mulanya qaw 'gulungan tali', dan mungkin berdasarkan kepada hieroglif Mesir) adalah /q/ (konsonan letup tekak nirsuara), suatu bunyi biasa untuk rumpun bahasa Semit, tetapi tidak dijumpai dalam bahasa Inggris atau Indo-Eropa lainnya. Dalam bahasa Yunani, tanda itu diserap sebagai Qoppa Ϙ, mungkin melambangkan beberapa konsonan letup langit-langit terbibirkan, di antaranya adalah /kʷ/ dan /kʷʰ/. Hasil dari pergeseran bunyi di kemudian hari, membuat bunyi-bunyi ini dalam Bahasa Yunani berubah menjadi /p/ dan /pʰ/. Oleh karena itu, Qoppa telah diubah ke dalam dua huruf: Qoppa, yang hanya untuk bilangan; dan Phi Φ yang digunakan untuk konsonan aspirasi /pʰ/ dan disebut sebagai /f/ dalam Bahasa Yunani Modern. Orang Etruska menggunakan Q bersamaan dengan V untuk mewakili /kʷ/.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf R
R adalah huruf Latin modern yang ke-18. Dalam bahasa Indonesia disebut er, dibaca [ɛr], sedangkan dalam bahasa Inggris disebut ar (dibaca [ɑr]).
Sejarah
Bentuk huruf Semitik asalnya mungkin diilhami dari hieroglif Mesir yang berarti "kepala", disebut t-p dalam bahasa Mesir Kuno, tetapi dipinjam oleh orang Semit untuk lambang bunyi /r/ karena dalam bahasa mereka, kata "kepala" berbunyi Rêš (akhirnya menjadi nama hurufnya). Huruf tersebut berkembang menjadi Ρ ῥῶ (Rhô) Yunani dan R Latin. Kemungkinan beberapa bentuk huruf tersebut dalam bahasa Etruska dan Yunani Barat dibubuhi satu garis lagi agar berbeda bentuknya dari huruf P sekarang.
Hieroglif "kepala" → | Proto-Semitik ra’s → | Fenisia rosh→ | Yunani Kuno ro → | Yunani Modern ro → | Etruska R → | Latin Modern R |
Bangsa Romawi mengadaptasi huruf P Etruska menjadi bentuk P yang sekarang, sedangkan bentuk P mirip sekali dengan huruf R dalam alfabet Etruska dan Yunani. Untuk membedakannya, maka bangsa Romawi menciptakan huruf R yang mirip dengan variasi huruf R dalam alfabet Etruska dan ro dalam alfabet Yunani, yaitu dengan garis diagonal di bawah lekukannya.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf S
S adalah huruf ke-19 dalam alfabet Latin. Huruf ini disebut es, dibaca [ɛs].
Sejarah
Huruf Syin ("gigi") dari rumpun bahasa Semit pernah melambangkan konsonan desis pascarongga-gigi nirsuara /ʃ/ (seperti dalam kata syarat). Bentuk asalnya mungkin menggambarkan gigi atau buah dada. Bahasa Yunani tidak mengandung bunyi /ʃ/ tersebut, maka huruf sigma (Σ) digunakan untuk mewakili /s/. Nama "sigma" barangkali diambil dari huruf Semitik "Sâmek" (ikan; tulang belakang) dan bukan "Šîn". Dalam bahasa Etruska dan Latin, nilai bunyi [s] ditetapkan, dan hanya dalam bahasa modernlah huruf ini dipakai untuk mewakili bunyi lain, seperti konsonan desis pascarongga-gigi nirsuara [ʃ] dalam bahasa Hongaria dan Jerman (sebelum p, t), atau konsonan desis rongga-gigi bersuara [z] dalam bahasa Inggris (rise, 'bangun'), Perancis (lisez, 'baca') dan Jerman (lesen, 'membaca').
Proto-Semitik šimš → | Fenisia shin→ | Yunani Kuno sigma → | Yunani Modern sigma → | Etruska S → | Latin Kuno S → | Latin Modern S |
Pada masa dahulu, suatu bentuk alternatif bagi s, yaitu ſ (s panjang), digunakan pada permulaan atau pertengahan kata dalam bahasa-bahasa Eropa tertentu; bentuk terkininya, s spendek, digunakan pada akhir perkataan. Contonhya, sinfulness ("penuh dosa") ditulis ſinfulneſs menggunakan s panjang itu. Penggunaan long s merosot menjelang awal abad ke-19, untuk mengurangi kekeliruan dengan huruf f kecil. Ligatur "ſs" (atau "ſz") dalam bahasa Jerman menjadi ess-tsett ( ß ).
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf T
T adalah huruf Latin modern yang ke-20. Dalam bahasa Indonesia disebut te; dalam bahasa Inggris disebut tee, dibaca [tiː]. Huruf ini merupakan huruf konsonan yang paling sering digunakan dalam bahasa Inggris.
Sejarah
Proto-Semitik taw → | Fenisia tau→ | Yunani Kuno tau → | Yunani Modern tau → | Etruska S → | Latin Modern S |
Taw merupakan huruf terakhir abjad Semitik Barat dan Ibrani, kemungkinan melambangkan silang atau salib. Nilai bunyi huruf Taw, Tαυ (Tau) Yunani, dan T Italik Kuno dan Romawi sama, yaitu menandakan fonem /t/; begitu juga dengan bentuk dasarnya dalam semua abjad-abjad tersebut.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf U
U adalah huruf Latin modern yang ke-21. Dalam bahasa Inggris, huruf ini disebut u atau you, dibaca [ˈjuː]; bentuk jamaknya ues. Biasanya melambangkan vokal belakang tertutup bulat ([u]), menggantikan fungsi huruf V yang beralih sebagai lambang konsonan desis bibir-gigi nirsuara.
Sejarah
Yunani Kuno upsilon → | Yunani Modern upsilon → | Etruska U → | Latin Kuno U → | Latin Modern U |
Pada akhir Abad Pertengahan, timbul 2 bentuk huruf yaitu V dan U, kedua-duanya dipakai untuk bunyi /u/ dan /v/. Bentuk V yang meruncing ditulis di awal kata, sedangkan bentuk U bundar dipakai di tengah atau akhir kata tanpa memandang bunyinya.
Oleh karena itu, kata-kata seperti valour dan excuse sama seperti ejaan zaman sekarang, tetapi kata have dan upon juga ditulis haue dan vpon. Akhirnya pada tahun 1700-an, agar bunyi konsonan dan vokal dipisahkan, bentuk V menandakan konsonan sementara bentuk U untuk vokal, maka lahirlah huruf U modern. Pada masa inilah tercipta huruf besar U; sebelum ini selalu dipakai huruf besar V. Mulanya, semenjak huruf U dan V dijadikan huruf yang terpisah, V mendahului U dalam susunan abjad, namun kini terjadi hal sebaliknya.
Huruf u dimasukkan dalam abjad Romawi oleh Petrus Ramus pada abad ke-16.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf V
V adalah huruf Latin modern yang ke-22. Dalam bahasa Indonesia, huruf ini disebut fe, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut vee, dibaca [viː]. Awalnya huruf ini melambangkan bunyi [u], vokal belakang tertutup bulat, namun vokal tersebut menjadi huruf tersendiri (U), sementara V menjadi lambang bunyi [v] (konsonan desis bibir-gigi bersuara). Dalam bahasa Indonesia sering dilafalkan seperti [f] (konsonan desis bibir-gigi tak bersuara).
Sejarah
Huruf V berasal dari huruf Semitik Waw, begitu juga huruf-huruf modern F, U, W, dan Y. Huruf Semit kemudian memengaruhi huruf Fenisia, Yunani, dan Etruska. Huruf Latin dipengaruhi oleh huruf Yunani, dengan perubahan seperlunya karena alasan penyesuaian fonologi dan sebagainya.
Dalam bahasa Yunani, huruf upsilon (Υ) diadaptasi dari huruf waw, awalnya untuk melambangkan bunyi vokal /u/ seperti pada kata "bulan", kemudian berubah menjadi /y/ (vokal depan tertutup bulat), yaitu sama seperti pelafalan huruf ü dalam bahasa Jerman.
Yunani Kuno upsilon → | Yunani Modern upsilon → | Etruska U → | Latin Kuno U → | Latin Modern V |
Dalam bahasa Latin, huruf upsilon ini dipinjam dalam bentuk huruf V (tanpa batang) untuk menandakan bunyi /u/ yang sama, dan juga bunyi konsonan /w/. Oleh karena itu, kata num—atau asalnya dieja NVM—disebut "noom" (/num/) sementara kata via/VIA disebut "wi-a" (/wia/). Mulai abad pertama Masehi, bergantung pada dialek setempat, konsonan /w/ berubah menjadi /β/, dan akhirnya menjadi /v/.
Ketika akhir Zaman Pertengahan, timbulnya dua bentuk huruf v atau u, kedua-duanya dipakai untuk bunyi /u/ dan /v/. Bentuk v bersudut ditulis di awal kata, sedangkan bentuk u bundar dipakai di tengah atau akhir kata tanpa menghiraukan bunyinya. Oleh itu, kata-kata seperti valour dan excuse sama seperti ejaan zaman sekarang, tetapi kata have dan upon ditulis haue dan vpon. Akhirnya pada tahun 1700-an, agar bunyi konsonan dan vokal diasingkan, bentuk v menandakan konsonan sementara bentuk u untuk vokal, maka lahirlah huruf u modern. Pada masa itulah tercipta huruf besar U; sebelumnya selalu dipakai huruf besar V. Mulanya, semenjak huruf u dan v dijadikan huruf yang berbeda, v mendahului u dalam susunan alfabet, tapi kini terjadi sebaliknya.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf W
W adalah huruf Latin modern yang ke-23. Dalam bahasa Indonesia, huruf ini bernama we, sedangkan dalam bahasa Inggris bernama double-u (/ˈdʌbəljuː/, /ˈdʌbəjuː/, /ˈdʌbəjə/, atau /ˈdʌbjə/; jamak: double-ues). Dalam bahasa Jermanik lainnya, termasuk bahasa Jerman, huruf ini dilafalkan seperti huruf V dalam bahasa Inggris ([v]). Dalam bahasa Spanyol Amerika Latin, huruf ini disebut doble ve, dan dalam bahasa Spanyol disebut uve doble, secara harfiah keduanya berarti double vee, 'vi ganda'. Dalam Alfabet Fonetik Internasional, huruf W mewakili bunyi konsonan hampiran langit-langit belakang terbibirkan bersuara.
Sejarah
Bentuk huruf W pada dasarnya merupakan dwihuruf VV. Huruf V berasal dari huruf upsilon dalam alfabet Yunani. Upsilon berasal dari huruf Fenisia waw, yang berasal dari huruf Proto-Semitik dengan fungsi yang sama. Sesungguhnya waw melambangkan bunyi /v/, namun bangsa Yunani mengadaptasinya untuk lambang bunyi /u/. Oleh bangsa Romawi, bentuk upsilon diubah menjadi V tetapi nilai bunyinya tetap dipertahankan (/u/).
Bunyi /w/ (dieja ‹V›) dan /b/ (dieja ‹B›) dalam bahasa Latin Klasik berkembang menjadi bunyi konsonan desis dwibibir bersuara (/β/) antara bunyi vokal dalam bahasa Latin Awal Zaman Pertengahan. Oleh karena itu, ‹V› tidak lagi melambangkan bunyi konsonan hampiran langit-langit belakang terbibirkan bersuara (/w/) dalam fonologi bahasa Jermanik.
Kemudian fonem /w/ dalam bahasa Jermanik ditulis ‹vv› (v yang digandakan), atau, sama dengan (‹u› menjadi berbeda dari ‹v› pada masa Modern Awal) ‹uu› (u yang digandakan) pada abad ke-7 atau ke-8 oleh para juri tulis bahasa Inggris Kuna dan bahasa Jerman Hulu Kuno.[4] Sebaliknya, dalam alfabet Goth digunakan huruf Υ (upsilon) dari Yunani untuk bunyi yang sama.
Yunani Kuno upsilon → | Yunani Modern upsilon → | Etruska U → | Latin Kuno U → | Latin Modern W (U ganda) |
Dari dwihuruf ‹uu› itulah nama "double U" di masa kini berasal. Dwihuruf itu biasanya digunakan pada ejaan kata-kata bahasa Jerman Hulu Kuno, namun hanya bersifat sporadis pada bahasa Inggris Kuno, yang biasanya menggunakan huruf Rune wynn (‹Ƿ›) untuk mewakili bunyi /w/. Pada bahasa Inggris Pertengahan awal, tak lama setelah Penaklukan Normandia di Inggris pada abad ke-11, ‹uu› menjadi terkenal dan pada tahun 1300-an, dwihuruf itu menggantikan penggunaan wynn pada umumnya.
Ortografi bahasa Inggris Modern secara historis masih konsisten dengan ortografi bahasa Britania (Welsh, Kernowek, Breton) yang akhirnya diambil dari bahasa latin, dan berbeda dengan tetangganya yang satu benua, seperti Perancis dan Jerman yang menggunakan double vee.
Bentuk dari dwihuruf ‹vv› menjadi huruf ‹w› yang berbeda terjadi secara bertahap, dan tampak jelas pada abecedarium, pengurutan eksplisit seluruh huruf individual. Huruf itu dianggap sebagai huruf yang berbeda pada abad ke-14 dalam ortografi bahasa Inggris dan Jerman Pertengahan, meskipun terasa asing dan tidak dianggap sebagai bagian dari alfabet Latin yang sesungguhnya, seperti yang diungkapkan oleh Valentin Ickelsamer pada abad ke-16, yang mengeluh bahwa :
w yang jelek, terkenal secara negatif dan tidak diketahui bahwa banyak orang yang mengetahui nama maupun bentuknya, bukan bagi orang-orang yang ingin menjadi ahli bahasa Latin, karena mereka tidak membutuhkannya, bukan pula orang Jerman, bahkan guru di sekolah tidak tahu apa maksudnya atau bagaimana menyebutnya; beberapa menyebutnya we, [... yang lain] menyebutnya uu, [...] orang Swabia menyebutnya auwawau
Dalam bahasa Jerman Hulu Pertengahan (dan mungkin sudah ada pada akhir Jerman Hulu Kuno), fonem Jermanik Barat /w/ direalisasikan menjadi [v]; maka dari itu ‹w› di Jerman sekarang melambangkan bunyi [v]. Tidak ada perbedaan fonologi antara [w] dan [v] dalam bahasa Jerman dan bunyi [w] masih terdengar secara alofon pada ‹w›, khususnya pada kluster ‹schw›, disamping [kw] pada ‹qu›.
Dalam bahasa Belanda huruf itu menjadi lambang konsonan hampiran bibir-gigi (/ʋ/; pengecualian pada kata-kata dengan -‹eeuw›, dibaca [/eːβ/], atau diftong lainnya yang mengandung -‹uw›). Secara dialek, pada berbagai wilayah penutur bahasa Belanda seperti Flanders dan Suriname, pelafalan /β/ digunakan setiap saat.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf X
X adalah huruf ke-24 dalam alfabet Latin. Huruf ini dibaca /ɛks/. Dalam ilmu fonetik, x adalah lambang IPA dan X-SAMPA bagi konsonan desis langit-langit belakang nirsuara, seperti dwihuruf "kh" pada kata "khusus" dalam bahasa Indonesia.
Sejarah
Hieroglif Mesir "tiang" | Fenisia S | Yunani Ksi | Yunani Khi | Etruska X |
Khi diurutkan hampir pada akhir susunan alfabet Yunani, setelah huruf-huruf asal Semit, bersama dengan Fi, Psi, dan Omega, dengan gagasan bahwa huruf-huruf itu merupakan inovasi; terlebih lagi, tidak terdapat huruf yang mewakili bunyi /ks/ secara terperinci dalam bahasa Semit. Terdapat satu huruf Fenisia kheth yang kemungkinan berbunyi /ħ/, agak serupa dengan /kʰ/, tetapi mulanya diterima dalam alfabet Yunani sebagai konsonan /h/, dan kemudian, digunakan untuk bunyi vokal panjang Eta (Η,η), maka huruf itu tidak tampak sebagai asal huruf Khi. Huruf Fenisia Samekh (mewakili /s/) sering dianggap sebagai inspirasi bagi Ksi, namun seperti yang diterangkan, Khi mempunyai bentuk yang berbeda dari Ksi—meskipun huruf itu mungkin merupakan variasi lain yang juga berasal dari samekh. Bentuk asal samekh barangkali merupakan hieroglif Mesir bagi Djed, namun ini juga tidak pasti karena tidak ada bentuk Protosinaitik bagi huruf ini yang identik dengannya.
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf Y
Y adalah huruf Latin modern yang ke-25. Dalam bahasa Indonesia disebut ye; dalam bahasa Inggris disebut wye atau wy (dibaca [ˈwaɪ], jamak: wyes). Dalam berbagai bahasa, Y memiliki nilai bunyi yang berbeda-beda. Alfabet Fonetis Internasional memakai huruf Y kecil sebagai lambang bunyi vokal bulat depan tertutup.
Sejarah
Yunani Kuno upsilon → | Yunani Modern upsilon → | Latin Kuno Y → | Latin Modern Y |
Leluhur asal huruf Y merupakan huruf Yunani upsilon.
Penggunaan huruf Y dalam alfabet Latin berawal dari abad pertama SM. Huruf itu digunakan untuk menulis kata pinjaman dari bahasa Yunani, sehingga Y bukan huruf untuk menulis kosakata asli bahasa Latin dan biasanya dilafalkan /u/ atau /i/. Pelafalan yang kedua menjadi umum pada masa klasik dan digunakan oleh banyak orang kecuali kalangan terpelajar. Claudius, Kaisar Romawi memperkenalkan huruf baru ke dalam alfabet Latin untuk melambangkan apa yang disebut sonus medius (vokal pendek sebelum konsonan bibir), tetapi kadangkala dalam prasasti ditulis sebagai huruf upsilon dari Yunani.
Pada masa Yunani Kuno, huruf Υ (Upsilon) melambangkan [u], sebelum beralih ke [y](vokal depan tertutup bulat). Mulanya bangsa Romawi Kuno mengadaptasi huruf ini menjadi huruf V, untuk menandakan bunyi vokal /u/ dan konsonan /w/, tetapi tidak lama kemudian, oleh karena sebutan Ypsilon dalam bahasa Yunani beranjak ke vokal /y/, maka bangsa Romawi meminjam huruf Yunani tersebut sesuai bentuk asalnya termasuk garis vertikal di bawahnya, khususnya untuk menandai nama-nama dan kata-kata pinjaman bahasa Yunani. Y dinamakan Y Graeca, 'Y Yunani'. Tak diragukan lagi bahwa pelafalannya I Graeca, 'I Yunani', karena penutur bahasa Latin sulit mengucapkan vokal depan [y], yang tidak terdapat dalam kosakata asli bahasa Latin. Dalam rumpun bahasa Roman, pelafalannya menjadi nama yang umum: i griega dalam bahasa Spanyol, i grec dalam bahasa Perancis, dsb.
Huruf Y digunakan dalam bahasa Inggris Kuno dan Latin untuk melambangkan fonem /y/; namun, ada yang menganalisa penggunaan ini merupakan kreasi tersendiri di Inggris dengan menggabungkan V ke atas I, tanpa menghubungkan penggunaan huruf ini dalam bahasa Latin. Mungkin juga bahwa huruf Y, meskipun dinamakan Y Græca (dibaca [u gre:ka]) atau 'u Yunani' agar dibedakan dari /u/ dalam bahasa Latin, tetap dianalisa sebagai huruf V (disebut /uː/) di atas huruf I (disebut /iː/). Maka huruf Y dipanggil [uː iː]; setelah /uː/ menjadi /w/ dan setelah pergeseran vokal besar-besaran dalam bahasa Inggris maka sebutannya menjadi /waɪ/.
Pada masa bahasa Inggris Pertengahan, kebundaran vokal /y/ (vokal depan tertutup "bulat") memudar sehingga bunyinya mirip dengan vokal /iː/ (vokal depan tertutup "tak bulat") dan /ɪ/. Maka dari itu, banyak kata yang awalnya dieja dengan I kemudian dieja dengan Y, dan demikian sebaliknya. Penggantian serupa terjadi dalam kosakata Latin: kata asli silva ("kayu") dieja dengan Y dalam kata Pennsylvania.
Demikian pula, Y vokal dalam bahasa Inggris Modern dilafalkan mirip I, tetapi bahasa Inggris modern menggunakannya hanya dalam kata-kata tertentu, tidak seperti bahasa Inggris Pertengahan dan awal Modern. Huruf itu memiliki tiga kegunaan: pengganti upsilon dalam kata serapan dari bahasa Yunani (system; Yunani: σύστημα), di akhir kata (rye, city; bandingkan cities, yang huruf akhirnya adalah S), dan dalam kata dasar bersuku kata satu dengan akhir vokal (dy-ing).
-----------------------------------------------------------------------------------
Huruf Z
Z ialah huruf Latin modern yang ke-26 dan terakhir, disebut zed, dibaca [zɛd]. Di Amerika, Z disebut zi, dibaca [ziː].
Sejarah
Proto-Semitik Z | Fenisia Z | Etruska Z | Yunani Zeta |
Semit
Huruf Z berasal dari huruf Yunani zeta, yang diturunkan dari huruf Proto-Semitik (Semitik awal). Nama huruf Semitik asalnya adalah zayin, yang mungkin bermakna "senjata", serta merupakan huruf ketujuh dalam abjad tersebut. Huruf itu seperti pelafalan z dalam bahasa Inggris dan Perancis, atau kemungkinan besar seperti bunyi konsonan gesek /d͡z/ dalam bahasa Italia.
Yunani
Bentuk Z (huruf kecil: ζ) Yunani merupakan kerabat dekat huruf Fenisia I, dan bentuk hurufnya dalam prasasti-prasati tetap bertahan sepanjang zaman kuno. Orang Yunani memanggilnya zeta, dan nama baru dibuat berdasarkan huruf ini yaitu eta (η) dan theta (θ).
Pada bahasa Yunani awal di Athena dan Yunani Barat Laut, huruf itu melambangkan bunyi /dz/; dalam bahasa Yunani Attika, dari abad ke-4 SM hingga seterusnya, huruf itu dapat melambangkan /zd/ maupun /dz/, dan pada kenyataannya tidak ada konsensus yang memperhatikan masalah ini. Pada dialek lainnya, seperti Elea dan Kreta, simbol itu pernah digunakan untuk menandakan bunyi th bersuara dan nirsuara dalam bahasa Inggris (IPA: /ð/ dan /θ/). Pada dialek umum (bahasa Yunani Koine) yang menggantikan dialek terdahulu, ζ melambangkan bunyi /z/, dan bertahan hingga bahasa Yunani Modern.
Etruska
Dalam alfabet Etruska, huruf Z munngkin menandakan bunyi konsonan gesek /ts/; dalam bahasa Latin pula, /dz/.
Latin
Dalam bahasa Latin awal, bunyi /z/ berubah menjadi /r/ karena rhotasisme sehingga huruf yang melambangkan bunyi /z/ menjadi tidak berguna. Maka sekitar tahun 300 SM, huruf Z disingkirkan oleh Censor Appius Claudius Caecus, lalu tempatnya semula digantikan oleh huruf baru, G.
Pada abad pertama SM, huruf Z diterapkan kembali ke dalam alfabet Latin agar menandakan bunyi zeta Yunani dengan lebih tepat daripada penulisan S di awal kata dan ss di tengah kata yang diterapkan sebelumnya, contoh: sona = ζωνη, "tali pinggang"; trapessita = τραπεζιτης, "bankir". Huruf ini hanya muncul pada kata-kata pinjaman Yunani, dan Z bersama Y merupakan dua huruf yang dipinjam oleh bangsa Romawi dari Yunani.
Dalam Bahasa Latin Vulgar, huruf zeta Yunani nampaknya menandakan bunyi (/dj/), dan kemudian (/dz/); D dipakai untuk bunyi /z/ dalam kata-kata seperti baptidiare sebagai ganti baptizare ("baptis"); sebaliknya Z dijadikan tanda bunyi /d/ dalam bentuk-bentuk seperti zaconus bagi diaconus ("paderi"); dan zabulus untuk diabulus ("iblis"). Z juga sering ditulis sebagai pengganti konsonan I (yaitu, J, IPA: /j/) seperti zunior untuk junior, 'lebih muda'.
Di masa sebelumnya, alfabet bahasa Inggris yang digunakan oleh anak-anak tidak diakhiri dengan Z, melainkan dengan & atau simbol tipografi yang menyerupainya.
Sumber : wikipedia , www.sioloon.com
jangan lupa komentarnya !
4 komentar:
KAMI SEKELUARGA TAK LUPA MENGUCAPKAN PUJI SYUKUR KEPADA ALLAH S,W,T
dan terima kasih banyak kepada AKI atas nomor togel.nya yang AKI
berikan 4 angka [2119] alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus AKI.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu AKI. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan AKI..
sekali lagi makasih banyak ya AKI… bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi KI JAYA WARSITO,,di no (((085-342-064-735)))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 870 JUTA , wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....
Apakah anda termasuk dalam kategori di bawah ini !!!!
1"Dikejar-kejar hutang
2"Selaluh kalah dalam bermain togel
3"Barang berharga anda udah habis terjual Buat judi togel
4"Anda udah kemana-mana tapi tidak menghasilkan solusi yg tepat
5"Udah banyak Dukun togel yang kamu tempati minta angka jitunya
tapi tidak ada satupun yang berhasil..
Solusi yang tepat jangan anda putus asah... KI JAYA WARSITO akan membantu
anda semua dengan Angka ritual/GHOIB:
butuh angka togel 2D ,3D, 4D SGP / HKG / MALAYSIA / TOTO MAGNUM / dijamin
100% jebol
Apabila ada waktu
silahkan Hub: KI JAYA WARSITO DI NO: [[[085-342-064-735]]]
ANGKA RITUAL: TOTO/MAGNUM 4D/5D/6D
ANGKA RITUAL: HONGKONG 2D/3D/4D/
ANGKA RITUAL; KUDA LARI 2D/3D/4D/
ANGKA RITUAL; SINGAPUR 2D/3D/4D/
ANGKA RITUAL; TAIWAN,THAILAND
ANGKA RITUAL: SIDNEY 2D/3D/4D
DAN DANA GAIB
Nah, Akhirnya ada yang lengkap juga. sip gan.
wah mantap nih, saya baru tau sejarah huruf a sampai z. trims infonya
Pragmatic Play - slot machine games - JTG Hub
The casino offers 천안 출장샵 a wide variety 제천 출장샵 of different video slots and a variety of special casino games. 상주 출장마사지 You can 강릉 출장안마 play 출장샵 them all in one place or
Posting Komentar